Jumat, 04 Desember 2009

PENGENALAN DAN BIMBINGAN PADA ANAK-ANAK AUTIS

PENDAHULUAN

 Mempunyai keturunan yang sehat dan normal, adalah dambaan setiap orang yang sudah berumah tangga. Anak adalah dambaan dan penerus dari perjuangan orangtua. Orang tua akan sangat bangga jika anaknya mempunyai badan yang sehat, tidak nakal dan mempunyai intelegensi di atas rata-rata. Mereka akan selalu membangga-banggakan anaknya pada semua orang, menceritakan berbagai prestasi anaknya dan terkadang ada perasaan bahwa anaknya adalah anak yang paling unggul daripada yang lain. Namun bagaimana jika apa yang menjadi harapannya itu tidak terpenuhi? Apa yang akan orangtua lakukan jika Allah SWT memberikan mereka seorang anak yang tidak normal dalam fisik dan psikisnya? Apa yang akan mereka lakukan jika bagian dari darah dan daging mereka sendiri ternyata penderita autis?
 Bagaimana rasanya sebagai orangtua yang anaknya divonis menderita ASD (Autism Spectrum Disorder), proses apa yang akan dihadapi orangtua, harapan apa yang ada pada mereka, dan apa yang akan dilakukan para dokter atau psikiater dalam upaya membantu keluarga memberikan masa depan yang lebih baik bagi anak-anak dengan resiko tinggi ini? Anak-anak autis termasuk Children at Risk, dan mereka berhak mendapatkan kesempatan untuk meraih masa depan yang lebih baik.  
  
 
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN AUTISME
Autis adalah gangguan perkembangan pervasif pada anak yang ditandai dengan adanya gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi dan interaksi sosial. Ada 2 kategori Autisme yaitu : 
1 . Autisme kategori Berat 
 Ada anak-anak autis yang kita bisa lihat jelas seperti (mongolisme) raut muka yang berbeda dari raut muka anak-anak normal seperti mata sipit dan bibir terbuka dengan air liur meleleh, gangguan motorik berat , sulit bicara ,dan kalau ada sesuatu kejadian yang di anggap asing oleh mereka maka terjadilah reaksi kepaniekan yang luar bisaa.
2. Autisme kategori ringan 
 Ada anak-anak autis yang raut mukanya manis (tidak cacat) ,tidak terlalu banyak gangguan motoriknya jarang bicara ,tetapi dalam observasi yang lebih dekat jelas menunjukan bahwa anak itu menjaga jarak tidak mau di sentuh dan menjawab menjawab setiap pertanyaan dengan pendek.
 Perspektif dari anak-anak autis sangat sulit untuk ditempuh karena mereka mempunyai niveau functie intellectueelnya sangat rendah. Maka dari itu mereka di bimbing untuk mengikuti pelajaran di sekolah luar bisaa (SLB) Orang dewasa Autis hanya mencapai 5% yang mampu tinggal mandiri , untuk sebagian lainnya yang Autis membutuhkan perhatian penuh dan harus di dampingi setiap harinya , biasanya masuk panti penitipan anak-anak sehari -hari untuk anak-anak autis , dimana di sana para pembimbing di tuntut untuk bersabar dan memberikan perhatiaan .
Ada beberapa tanda-tanda Autisme dan sebab-sebabnya juga ada metode pengarahan untuk anak-anak autisme. Autisme adalah bentuk dari penyimpangan kelakuan yang mana sulit di kenal. Autisme berasal dari bahasa Yunani "Autos " yang artinya konsentrasi terhadap dirinya sendiri. Menurut Seorang Psykiater anak dari Amerika, Leo Kanner tahun 1943 dan menurut Orthopedagoge dari Belanda Berckelaer-Onnes adalah Mereka menyimpulkan tentang hasil penelitian mereka Diantaranya seperti : 
1.Gangguan dalam menjalin relasi 
Hubungan dengan orang lain sangat sulit sekali kalaupun ada hanya karena terbiasa dengan orang tersebut atau ada suatu kepercayaan karena biasanya orang-orang tersebut orang terdekat atau kerabat dekat saja. Meraka tidak membuat kontak mata atau sangat minim sekali, mereka tidak atau jarang mau dipeluk atau dipegang, dalam waktu ketakutan atau lagi menangis mereka sulit untuk diredakan atau dibujuk. 
2.Gangguan dalam Berbicara 
Mutisme adalah tanda kedua dari anak-anak autis yang berarti tidak komunikatif dalam bicara. Anak dengan Autisme ada penyimpangan dalam hal berbicara, hampir setengahnya anak autis mempunyai masalah, 
seperti :
• Bicara Monotone, di mana anak autis bicara tidak punya intonasi 
• Bicara Seperti Kakatua, dimana mereka bicara terus berulang-ulang atau mengulangnya bila di tanya 
• Pergantian kata, seperti bilang “kamu” artinya “saya” ,bilang “saya” berarti “kamu”. Contoh : bila dia mau Es Cream akan bicara seperti ini “Kamu mau Es Cream ?” 
• Bahasa yang berkesan untuk menjauhkan diri, seperti sering di gunakan oleh anak autis di atas 16 tahun yang di temukan oleh Psykolog hasil penelitiannya dengan anak autis, dimana dia menanyakan beberapa pertanyaan, mereka hanya menjawab " Kenapa kamu mau tahu ? " 
3. Gangguan alat Indra
Biasanya mereka ada gangguan pada pendengaran, Raut muka, dan gangguan rasa meraba, mereka tidak tertarik untuk mendengar, tidak tertarik dengan melihat, tetapi mereka akan panik jika mendengar suara atau bunyi yang keras. Kadang mereka tidak merespon dikala Dokter menyuntiknya. 
4.Gangguan Motorik 
Di mana kita tidak menstimulier mereka, maka mereka akan melakukan gerakan-gerakan seperti : Megang-megang ujung baju, gerakan kiri kanan, tepuk tangan, untuk mereka dunia adalah sama, Melakukan gerakan dengan ritme yang sama 
5.Tidak tahan dengan perubahan sekitar 
Mereka ingin hidup di tempat / sekitar yang membuat suasana untuk mereka aman, contoh :
• Bisa lama-lama duduk di lantai dengan gerakan yang sama 
• Dengan tidak jenuh-jenuhnya bermain dengan jepit pakaian 
• Bisa panik ketika di dalam kamarnya kursinya dipindahkan 
• Maka dari itu, setiap sesuatu yang baru harus dengan hati hati atau pelan-pelan diperlihatkan untuk mendapat kepercayaannya, lalu dengan ritme yang sama mereka mencari atau membalance situsi yang baru itu. 
6.Rasa ketakutan yang tidak logis 
Seperti dengan tiba-tiba mereka ketakutan di mana orang tua atau orang di sekitar tidak tahu sebab. Mereka bisa tiba-tiba menangis dan menjerit jerit, loncat-loncat keras, dan sangat sulit untuk diredakan. Hal ini akan menimbulkan rasa frustrasi terhadap orang tua dan mereka merasa malu terhadap orang-orang di sekitarnya. Makanya banyak orang tua yang enggan membawa anak autis untuk berkunjung, atau berbelanja, mereka diserang rasa takut dengan tiba-tiba yang tidak bisa di mengerti oleh kita.


B. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB AUTIS
Menurut para peneliti dan psikolog anak ada beberapa ada beberapa faktor penyebab autisme, seperti : 
1. Faktor sekitar 
Dulu orang menyebut bahwa anak jadi autis karena tidak mendapat kasih sayang dari orang tua dan kurangnya kasih sayang. Ternyata setelah ada penelitian dengan orang tua yang sama dan si orang tua tidak membedakan kasih sayang dan perhatian, ternyata dapat di kongklusikan sangat minim sekali untuk mendiagnosa anak sebagai anak autis.
2. Faktor Keturunan 
Seandainya di suatu keluarga ada anak autis ada kemungkinan dari salah satu keluarga yang lain ada yang autis juga, seandainya ada anak kembar yang lahir dari satu telur autis maka kemungkinana 36 % yang satunya lagi autis, di sini faktor keturunan berpengaruh besar. 
3.Faktor Biologi 
 Baru-baru in para peneliti yakin sekali bahwa gangguan di otak adalah faktor utama yang sangat dominan, yaitu : 
- Gangguan EEG ( Electro Encefalo Gram) 
- Mereka biasanya sering diserang Epilepsi 
- Anak autis bisa terjadi dari faktor penyakit seperti toxoplasmose (parasiet dari daging yang masih mentah, hati hati dengan kotoran kucing) atau Rubela (Virus) yang membuat syaraf-syaraf rusak. 

C. CARA MERAWAT ANAK AUTIS
Banyak di antaranya para orang tua yang jadi frustasi karena mereka kadang bingung dan tak berdaya apa yang harus mereka lakukan terhadap anaknya? Memang hal ini bukanlah masalah yang mudah untuk para orang tua yang tidak tahu atau tidak punya informasi sama sekali, di kala para orang tua melihat anaknya jadi bahan ejekan atau olok-olok dari anak-anak di sekitarnya atau yang melihatnya, kadang ada orang dewasapun atau orang tua yang belum bisa menyembunyikan rasa ketidaktoleransiannya dengan cara tidak mengizinkan anaknya bermain dengan anak yang autis dengan alasan anak autis adalah anak tidak waras dan itu akan lebih menyakitkan para orang tua yang mempunyai anak dengan autisme. 
Malah masih ada sebagian masyarakat yang masih menyembunyikan anaknya dan dengan sadar tidak menghitungnya dalam jumlah anggota keluarga, rasa malu terhadap lingkungan sekitar adalah salah satu faktor yang justru membuat si anak menderita dan terasingkan sama sekali. Maka dimana orang tua banyak menerima informasi tentang autisme haruslah terbuka pintu hati mereka untuk malakukan spesialisasi anak yang autisme sebagai sebagian dari kehidupan mereka dan tidak mengasingkannya, melainkan berusaha untuk mencari jalan untuk meringankan beban pikiran sebagai orang tua yang ada dalam ketidakberdayaan menghadapinya. Jika seorang anak sudah di diagnosa oleh Dr. ahli anak atau Psykolog anak bahwa anak itu autis, maka bimbingan dan pengobatan akan berlanjut dan ini hanya terjadi pada sebagian kecil saja, karena faktor ekonomi dan intelektueel dari para orang tualah yang sangat mempengaruhi untuk kelanjutannya.
Hometraining adalah salah satu program pembimbingan terhadap anak-anak autis dan orang terdekat yang bersangkutan atau orang tualah sebagai peran pertama. dalam metode untuk meringankan beban orangtua dan mendiagnosa anak-anak autis untuk diberikan bimbingan dan penanganan selanjutnya. Contohnya, di Belanda proses hometraining itu ada 3 periode : 
• Periode Perkenalan Maksudnya untuk mengetahui background dari keluarga tersebut seperti : Financial, sejarah dari anak itu sendiri bagaiman perkembangan yang sekarang dan penangan apa yang harus di berikan,bantuan macam apa untuk orangtuanya. 
• Periode Bimbingan Seperti bagaimana anak-anak autis bisa membuat kontak dengan orang-orang di sekitarnya dan dengan anak-anak autis lainnya,bagaimana cara membuat agar si anak itu bisa mengurangi gerakan yang berulang-ulang , bagaiman cara agar si anak tidak usah panik dengan sesuatu yang berubah dalam sekitarnya . Dengan training seperti anak -anak autis di ajak dengan ke pasar, ke took, berkunjung ke tempat-tempat umum yang banyak di kunjungi orang. 
• Periode Terakhir Biasanya kalau program bimbingan sudah 1,5 tahun program ini berakhir ,tentu saja membuat para orangtua sedikit susah untuk melepasnya tetapi di sini justru orang tua harus praktek sendiri dengan apa yang pernah mereka dapatkan dari program hometraining selama 1,5 tahun. 
Karena Autisme adalah gangguan organis yang tidak bisa di sembuhkan, maka dengan latihan dan bimbingan sehari-hari secara kontinyu dan disiplin maka sedikitnya dia akan terbiasa akan rutinitas sehari-harinya, sebagai orang tua janganlah mengharap terlalu tinggi akan kemandirian anaknya yang autis, karena bagaimanapun juga anak-anak autis hanya sedikit saja yang bisa mandiri setelah dewasa.


 
DAFTAR PUSTAKA

www.zaenal-aripin.com (By. Nungky Gabriel/Orang Garut Tinggal di Belanda)
www.warnadunia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar