Minggu, 06 Desember 2009

TEORI-TEORI PERKEMBANGAN MANUSIA

PENDAHULUAN Menurut ahli Matematika Prancis abad ke-19, Henri Poincare, “Ilmu pengetahuan dibangun dari fakta-fakta seperti rumah dibangun dari batu bata, tetapi penumpukan fakta bukanlah ilmu pengetahuan seperti juga penumpukan batu bata bukalah rumah.” Ilmu pengetahuan memang tergantung dari bahan dasar fakta atau data, tetapi seperti yang ditunjukkan oleh Poincare, teori tentang perkembangan remaja adalah lebih dari sekedar fakta. Teori adalah seperangkat gagasan yang koheren yang membantu menjelaskan data dan membuat peramalan. Teori berisi hipotesis, asumsi yang dapat diuji untuk menentukan ketepatannya. Kita akan membahas secara singkat lima teori mengenai perkembangan remaja. Yaitu, teori psikoanalisis, kognitif, belajar sosial dan tingkah laku, teori etologi dan teori ekologi. Perlu diingat bahwa perkembangan remaja itu bersifat kompleks dan mempunyai banyak sisi. Jadi, walaupun kadang terjadi perbedaan pendapat antara pendapat yang satu dengan yang lain, kebanyakan itu hanyalah pelengkap, bukan merupakan suatu perlawanan. PEMBAHASAN TEORI-TEORI PERKEMBANGAN REMAJA A. Teori Psikoanalisis Bagi ahli teori psikoanalisis, perkembangan itu tidak disadari dan sangat diwarnai dengan emosi. Mereka percaya bahwa tingkah laku manusia hanyalah cirri permukaan, dan untuk betul-betul mamahami perkembangan kita harus menganalisis arti simbolik tingkah laku dan kerja pikiran yang terdalam. Tokoh utama teori psikoanalisis adalah Sigmund Freud (1856-1939). Freud mengembangkan gagasannya dari praktiknya dengan pasien yang mengalami gangguan mental. Freud mengatakan bahwa kepribadian mempunyai tiga struktur: • Id adalah struktur tentang kepribadian yang terdiri dari naluri, yang merupakan sumber energi psikis seseorang. • Ego adalah struktur kepribadian yang berfungsi menghadapi tuntutan realitas yang dikemukakan Freud. • Superego adalah struktur kepribadian yang merupakan cabang moral dari kepribadian. Bisaa kita sebut dengan hati nurani Dalam pandangan Freud, tuntutan yang saling berkonflik dari struktur kepribadian di atas menyebabkan rasa cemas. Misalnya, ketika ego menghambat pencapaian kepuasan oleh id, kita merasa cemas. Keadaan yang tidak menyenangkan ini berkembang ketika ego merasa bahwa id akan menimbulkan gangguan pada individu. Rasa cemas memperingatkan ego agar mengatasi konflik dengan menggunakan mekanisme pertahanan (defense mechanisms) –istilah psikoanalisa untuk metode yang tidak disadari, ego merusak realitas dank arena itu melindungi dirinya dari rasa cemas. Represi (repression) merupakan mekanisme pertahanan yang paling umum dan kuat, menurut Freud, impuls yang tidak dapat diterima dapat didorong keluar dari kesadaran dan kembali ke pikiran yang tidak disadari. Freud mengatakan bahwa pengalaman masa kecil kita banyak yang bersifat seksual, terlalu mengancam dan menimbulkan stress jika dihadapi secara sadar, dan kita mengurangi rasa cemas ini melalui represi. Setelah Freud mendengarkan, menanyakan lebih lanjut dan menganalisis pasien-pasiennya, ia menjadi yakin bahwa masalah mereka merupakan hasil pengalaman di masa kecil. Freud percaya bahwa kita mengalami lima tahap perkembangan psikoseksual dan pada setiap tahap, kita lebih mengalami kesenangan pada bagian badan tertentu daripada bagian yang lain. Daerah erogen, dalam teori Freud adalah bagian badan yang mempunyai kualitas memberikan rasa senang yang kuat pada tiap tahap perkembangan. Kelima tahapan perkembangan itu adalah : • Tahap oral, terjadi pada usia 18 bulan pertama, di mana kesenangan bayi berpusat di sekitar mulut. • Tahap anal, terjadi antara usia 1,5 – 3 tahun, di mana kesenangan anak meliputi anus atau fungsi pembuangan yang berhubungan dengan anus. • Tahap falik, antara usia 3 – 6 tahun, kesenangan anak berpusat pada alat kelamin. • Tahap latensi, terjadi antara usia 6 tahun dan pubertas, anak menekan semua minat seksual dan mengembangkan keterampilan intelektual dan sosial. • Tahap genital, terjadi mulai usia pubertas. Tahap genital adalah masa kebangkitan kembali dorongan seksual, sumber kesenangan seksual sekarang adalah orang di luar keluarganya. Kalau teratasi, individu mampu mengembangkan hubugan cinta yang matang dan berfungsi secara mandiri sebagai orang dewasa. Teori Freud telah mengalmi revisi penting yang dilakukan oleh banyak ahli teori psikoanalisis. Banyak dari ahli teori psikoanalisis kontemporer yang tidak terlalu menekankan naluri seksual dan lebih menekankan pengalaman kultural sebagi determinan perkembangan individu. B. Teori Kognitif Teori kognitif mementingkan pikiran-pikiran sadar manusia. Dua teori kognitif yang penting adalah teori perkembangan kognitif dari Piaget dan teori pemrosesan informasi. Psikolog terkenal, Jean Piaget (1896-1980), menekankan bahwa remaja menyesuaikan pikiran mereka dengan memasukkan gagasan-gagasan baru, karena tambahan informasi akan mengembangkan pikiran mereka. Piaget berpendapat kalau kita melewati empat tahap perkembangan kognitif. Yaitu : 1. Tahap sensorimotorik Brelangsung dari lahir – usia 2 tahun. Pada tahap ini anak mengkoordinasikan pengalaman sensoris dengan dengan tindakan fisik. 2. Tahap praoperasional Berlangsung kira-kira usia 2-7 tahun, pada tahap ini anak mulai mereprestasikan dunia dengan kata-kata, citra dan gambar. 3. Tahap operasional konkrit Berlangsung antara 7-11 tahun, pada tahap ini anak dapat melakukan operasi dan penalaran logis, menggantikan pemikiran intuitif, sepanjang penalaran dapat diaplikasikan pada contoh khusus atau konkrit. 4. Tahap operasional formal Terjadi antara usia 11-15 tahun, pada tahap ini individu bergerak melebihi dunia pengalaman yang aktual dan konkrit, dan berpikir lebih abstrak serta logis. Pemrosesan individu berhubungan dengan vagaimana individu memproses informasi mengenai dunianya. Pemrosesan informasi dimulai ketika informasi dari dunia ditangkap melalui sensoris dan presepsi. Kemudian disimpan, ditransformasi dan diambil kembali melalui proses ingatan. C. Teori Tingkah Laku dan Belajar Sosial Ahli teori psikoanalisa mengatakan bahwa kepribadian dua orang yang sedang berpacaran yang sangat hangat dan bersahabat diperoleh dari hubungan yang berlangsung lama dengan orang tua, terutama pengalaman masa kecil mereka. Akan tetapi teori tingkah laku dan belajar sosial akan memeriksa pengalaman kedua remaja itu yang paling akhir, untuk memahami alas an dari ketertarikan mereka. Ahli tingkah laku percaya kita harus memeriksa hanya apa yang bisa diamati dan diukur secara langsung. Para ahli tingkah laku seperti Ivan Pavlov dan John B. Watson melakukan observasi secara rinci dan menghasilkan kesimpulan bahwa perkembangan adalah tingkah laku yang dapat diobservasi, dipelajari melalui pengalaman dengan lingkungan. Dua versi dari pendekatan tingkah laku yang terkemuka sekarang ini adalah pandangan B.F. Skinner (1904-1990) dan teori belajar sosial. 1. Behaviorisme dari Skinner Menekankan pada studi ilmiah terhadap respon tingkah laku yang dapat diamati dan determinan lingkungannya. 2. Teori Belajar Sosial Adalah pandangan psikolog yang menekankan pada tingkah laku, lingkungan, dan kognisi sebagai factor utama dalam perkembangan. Ahli teori belajar sosial mengatakan bahwa kita berpikir, menalar, membayangkan, merencanakan, mengharapkan, menginterprestasikan, percaya, menilai dan membandingkan. Kalau orang lain mencoba mengontrol kita, nilai dan keyakinan kita memungkinkan kita untuk melawan kontrol tersebut. D. Teori Etologis Etologi ialah studi ilmiah pada perilaku binatang yang dianggap sebagai cabang zoologi. Ilmuwan yang berpraktek ethologi disebut etolog. Etologi dapat dibedakan dengan psikologi komparatif, yang juga mempelajari perilaku hewan, namun menguraikan studinya sebagai cabang psikologi. Jadi di mana psikologi komparatif memandang studi perilaku heawan dalam konteks dari apa yang dikenal sebagai psikologi manusia, etologi memandang studi perilaku hewan dalam konteks dari apa yang dikenal tentang anatomi dan fisiologi hewan. Lebih lanjut, psikolog komparatif awal berkonsentrasi pada studi pembelajaran, dan kemudian cenderung melihat pada perilaku dalam keadaan buatan, sedangkan para etolog awal berkonsentrasi pada perbuatan dalam keadaan alami, cenderung mendeskripsikannya naluriah. Kedua pendekatan ini saling melengkapi daripada bersaing, namun menimbulkan perspektif yang berbeda dan terkadang bertentangan dengan pendapat tentang zat bahan. Di samping itu, selama kebanyakan abad ke-20 psikologi komparatif berkembang paling kuat di Amerika Utara, sedangkan etologi lebih kuat di Eropa, dan ini menimbulkan perhatian berbeda seperti tiang pondasi filsafat yang agak berbeda dalam kedua studi itu. Perbedaan praktek ialah bahwa psikologi komparatif berkonsentrasi pada perolehan pengetahuan luas dari perilaku spesies yang lebih sedikit, sedangkan etolog lebih tertarik dalam perolehan pengetahuan dari perilaku dalam jajaran spesies yang luas, tak sekurangnya agar bisa membuat perbandingan berdasar kuat melintasi kelompok taksonomi. Para etolog telah membuat lebih banyak penggunaan dari metode komparatif yang sebenarnya daripada yang pernah diperoleh para psikolog komparatif. E. Teori Ekologis Teori ekologis adalah pandangan perkembangan sosial-kultural, yang terdiri dari lima sistem lingkungan yang berkisar dari masukan kecil dari interaksi langsung dengan agen sosial sampai pada masukan dari budaya. Kelima sistem itu adalah : 1. Mikrosistem Mikrosisten adalah di mana individu tinggal. Konteks ini mencakup keluarga individu, teman sebaya, sekolah, dan lingkungan tempat tinggal. 2. Mesosistem Mencakup hubungan antara mikro atau hubungan antar konteks. 3. Ekosistem Ekosistem tercakup bilamana pengalaman dalam lingkungan sosial lain, di mana individu tidak mempunyai peran aktif mempengaruhi apa yang dialami individu dalam konteks langsung. 4. Makrosistem Makrosistem melibatkan budaya di mana individu hidup. 5. Kronosistem Kronosistem dalam teori ekologis mencakup pola-pola kejadian lingkungan dan transisi sepanjang perjalanan hidup dan kondisi sosial-sejarah. Tidak satupun teori yang dibahas ini mampu menjelaskan secara menyeluruh perkembangan remaja yang sangat kompleks. Masing-masing teori telah memberikan sumbangan yang sangat besar pada pemahaman kita mengenai perkembangan remaja. DAFTAR PUSTAKA Santrock, John W., Adolescense Perkembangan Remaja; Jakarta: Erlangga, 2003. www.wikipedia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar